Siapkan Pos Ronda hingga Tempat Relokasi, Pemda Garut Ajak Warga Siaga Bencana

oleh -146 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Potensi bencana alam meningkat di masa puncak musim penghujan. Sebagai daerah yang dikelilingi dataran tinggi dan perairan di Samudera Hindia, Kabupaten Garut menyimpan potensi bencana alam yang perlu diwaspadai.

Salah satu langkah yang tengah menjadi konsentrasi Pemerintah Daerah Garut saat ini adalah menyiapkan pos-pos ronda di tiap kampung. Pos ronda dianggap penting sebagai Early Warning System untuk mencegah dampak bencana yang lebih besar.

“Pos Ronda itu penting terutama dalam memberikan informasi awal terjadinya bencana,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di sela-sela peninjauan lapangan area terdampak longsor di Kampung Cipager, Desa Karya Mekar Kecamatan Cilawu, Garut, Minggu (14/2/2021).
Helmi mengungkapkan pos ronda akan menjadi penanda awal saat terjadi bencana, terlebih dengan ancaman potensi bencana yang sulit diprediksi. Dengan aktifnya pos-pos ronda masyarakat diharapkan akan lebih siap siaga.

Ia juga mencontohkan salah satunya saat terjadi banjir dan tanah longsor di Singajaya Garut, yang terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi.

“Seperti di Singajaya, awalnya rumahnya masih kokoh besoknya ambruk kan tidak tahu,” ujar Helmi.

Saat meronda warga akan langsung menyampaikan informasi kepada para penduduk, sehingga langkah penanganan akan bisa segera dilakukan sedini mungkin. Hal tersebut akan turut menjadi mitigasi awal saat bencana tiba, terlebih di daerah dengan kondisi alam curam seperti di Garut.

Selain itu, informasi cepat yang disampaikan warga yang tengah melaksanakan ronda malam, diharapkan mampu memberikan mitigasi awal saat musibah bencana alam menerjang.

“Memang sulit diprediksi, seperti longsor di Singajaya, atau atau banjir bandang Dangiang, Banjarwangi, kok bisa banjir bandang di sana, Dan tentu pula kita jangan lupa berdoa,” kata Helmi mengingatkan.

Terkait pemulihan pasca bencana longsor di Kampung Cipager, Desa Karyamekar Kecamatan Cilawu, Jumat (12/02) lalu, Pemda tengah menyiapkan pembangunan rumah baru yang diperuntukan bagi masyarakat terdampak di sana.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sebanyak dari 50 rumah, termasuk sembilan rumah di antaranya, cukup berbahaya dan mengancam warga. Beruntung kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Sebanyak puluhan warga akhirnya dievakuasi di madrasah milik warga.

“Tentu tanahnya milik desa, nanti kita tinjau apakah tempatnya aman atau tidak,” ujar dia.
Lembaga setempat turut meminta warga untuk sementara waktu menggunakan area madrasah dan tempat evakuasi yang lebih aman, sembari menunggu survei lokasi yang aman bagi pembangunan rumah, selama masa tanggap darurat berlangsung.

“Mohon bersabar dulu kami tengah upayakan seluruhnya,” pinta dia.

Sebelumnya bencana longsor tersebut terjadi akibat hujan yang turun pada hari Jumat lalu mulai pukul 17.00 hingga 20.00 WIB. Bencana itu mengakibatkan tebing sepanjang 500 meter dengan ketinggian 50 meter ambrol.

Puluhan rumah warga di dua Rukun Warga pun terancam hingga menyebabkan 106 warga dari 51 Kepala Keluarga (KK) langsung dievakuasi. Selain itu, lahan pertanian seluas 10 hektar milik warga pun turut tertutup material longsor.

Untuk memaksimalkan tingkat kewaspadaan, Helmi pun terus mengingatkan masyarakat agar terus menegakan protokol kesehatan tengah masa pandemi Covid-19. Menurutnya hal tersebut amat penting untuk saling menjaga, terutama saat proses evakuasi para korban.

“Ini penting apalagi para korban dievakuasi di satu lokasi,” kata dia.

Artikel ini dimuat juga pada www.merdeka.com dengan judul “Pemda Garut Ajak Warga Siaga Bencana, Siapkan Pos Ronda hingga Tempat Relokasi”

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.