Gunung Papandayan, Gunung Api Ramah Pendaki di Barat Daya Garut

oleh -145 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Mengarah ke barat daya, kawasan wisata alam Gunung Papandayan bisa dijangkau dari pusat kota Garut, Jawa Barat, kurang dari satu jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Gunung vulkanik yang terletak di antara dua desa, Sirnajaya dan Kramatwangi, Kecamatan Cisurupan, Garut ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di kabupaten yang terkenal dengan domba bertanduk panjangnya itu. Untuk bisa berwisata di Papandayan, setiap pengunjung akan dikenai retribusi sebesar Rp 20.000 di hari biasa dan Rp 30.000 di akhir pekan atau hari libur.

Sementara Anda yang ingin berkemah di Papandayan akan dikenai biaya tambahan sebesar Rp 35.000. Namun, harga tersebut tidak menjadi masalah karena pengunjung karena kemudahan dan keindahan yang didapatkan saat mendaki Papandayan. Ramah pendaki Memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan air laut, Gunung Papandayan terbilang sangat ramah bagi para wisatawan, khususnya mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas pendakian.

Hal itu dikarenakan jalur yang sudah begitu tertata, sebagian sudah dibuat berundak menggunakan tatanan batu. Bahkan saat memasuki pintu pendakian, Anda akan disambut dengan jalan aspal halus sepanjang kurang lebih 500 meter yang begitu mudah untuk dilalui. Tidak berhenti di situ, trek Papandayan tergolong banyak memiliki “bonus”, istilah di dunia pendakian untuk menyebut trek datar atau menurun di sebuah jalur pendakian. Belum lagi dengan warung dan toilet yang tersedia di sejumlah titik, ini sangat membantu pengunjung yang letih, ingin makan, atau sekedar ingin buang air. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu repot-repot membawa banyak perbekalan atau air mineral yang justru akan memberatkan.

Cocok untuk Pemula, Ini Panduan Lengkap Mendaki Gunung Papandayan Lama waktu pendakian pun tidak begitu lama, dibutuhkan waktu kurang lebih dua-tiga jam saja untuk bisa mendaki dan menyelesaikan trek Papandayan. Namun, itu jika Anda tidak tergoda untuk berhenti dan mengambil gambar. Tidak heran, jika mengunjungi kawasan wisata alam ini Anda akan bertemu dengan pengunjung yang datang dari kalangan usia beragam, mulai anak-anak hingga orang tua.

Oh iya, jangan kaget jika di tengah perjalanan Anda mendengar suara motor yang mendekat. Karena di gunung ini tersedia jalur bagi motor trail yang biasanya dikendarai oleh warga setempat untuk memasok dagangan ke warung-warung yang ada di atas. Selain ramah bagi pendaki, Gunung Papandayan juga begitu memanjakan para pengunjungnya dengan suguhan pesona wisata yang dimiliki. Terdapat setidaknya 6 spot khas kawasan gunung berapi yang dapat ditemui di Gunung Papandayan. Ini mengapa Papandayan layak disebut sebagai gunung berapi yang menyuguhkan paket lengkap bagi semua pendakinya. Sebagaimana gunung berapi aktif pada umumnya, Gunung Papandayan memiliki kawah aktif yang masih mengeluarkan asap belerang. Kawah ini tidak begitu luas dan tidak ada di puncak gunung, mengingat Papandayan tergolong gunung api berbentuk strato. Kawasan kawah dibatasi dengan pagar pembatas, dengan maksud melarang pengunjung untuk mendekat. Namun, masih ada saja pengunjung yang berjalan mendekat ke arah kawah hanya untuk sekedar melihat atau mengambil gambar. Terdapat beberapa kawah, satu kawah utama dan beberapa lainnya kawah-kawah kecil yang juga terlihat mengeluarkan asap.

Selanjutnya, Anda bisa menemukan hamparan padang edelweis di Gunung Papandayan. Edelweis paling banyak terdapat di Tegal Alun, atau puncak dari Papandayan. Akan tetapi, kawasan ini merupakan kawasan terlarang untuk didatangi karena alasan keselamatan. Meskipun tidak mencapai puncak, Anda tetap bisa menyaksikan bunga abadi yang terdapat di anatara Pondok Saladah dan Hutan Mati. Pohon edelweis di kawasan ini memang tidak sebanyak edelweis yang ada di puncak. Namun, hal itu tidak mengurangi pesona edelweis Papandayan.

Hutan mati dipenuhi dengan pohon-pohon cantigi yang sudah mati dan menyisakan batang-batang kering yang justru menciptakan keindahan tersendiri. Hutan mati terletak di atas kawah utama Gunung Papandayan. Dari sini, Gunung Cikurai yang ada di sebelah Utara Papandayan, malu-malu terlihat dari balik ranting-ranting pohon kering. Hampir semua pendaki berhenti di area ini untuk mengambil gambar dan mengabadikan momen bersama teman-temannya di Papandayan

Berdiri di tepian pagar pembatas kawah Papandayan, menghadap ke arah timur, terbentang jajaran bukit Karacak yang sangat indah. Ditambah dengan adanya Gunung Cikurai dan Gunung Galunggung yang menjulang tinggi di antara pegunungan itu. Di titik ini, Anda bisa menikmati tiga keindahan sekaligus: area kawah di bagian bawah, Hutan Mati di belakang, dan panorama pegunungan tepat di hadapan mata.

Langit malam saat cerah di atas Gunung Papandayan sangatlah indah. Bintang-bintang bersinar terang dengan begitu jelasnya. Para pemburu fotografi akan sangat senang memainkan kameranya demi mendapatkan gambar sempurna, indahnya hamparan bintang di langit Papandayan. Bintang-bintang inilah yang akan menemani perjalanan para pendaki yang melakukan perjalanan di tengah malam hingga dini hari. Bintang-bintang perlahan mulai menghilang digantikan dengan hangat dan kuning sinar matahari yang mulai menyembul sekitar pukul 05.30 WIB. Di Papandayan, terdapat beberapa spot yang pas untuk untuk menikmati proses terbitnya matahari.

Misalnya di Bukit Soni, Perkemahan Ghoober Hoet, dan Perkemahan Pondok Saladah. Kolam air panas Lihat Foto Kolam terapi air panas dibangun di kawasan Kawah Papandayan, Garut, Jawa Barat, Kamis (29/6/2017). Pengunjung bisa menikmati terapi mandi air panas sambil melihat Kawah Papandayan. Terakhir, adalah adanya kolam air panas alami yang ada di kawasan Papandayan ini. Kolam air panas terletak di sekitar area parkiran kendaraan, tepatnya di belakang mushala. Pengunjung akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 25.000 untuk bisa menikmati hangatnya air dari sumber alami di tengah sejuk hawa dataran tinggi.

Artikel ini dimuat juga pada travel.kompas.com dengan judul “6 Pesona Papandayan, Gunung Api Ramah Pendaki di Barat Daya Garut”

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.