Ramai-Ramai Liburan ke Pangandaran Tak Lama Setelah Bencana, Para Kepala Desa di Selaawi Garut Tuai Kritik

oleh -842 Dilihat
oleh

Kabar Garut,-Kritikan pedas ditujukan kepada para kepala desa yang ada di wilayah Kecamatan Cisompet dari sejumlah kalangan masyarakat. Hal ini menyusul pelesiran mereka ke Pangandaran hanya 2 hari berselang setelah wilayah mereka dilanda bencana banjir bandang dan longsor.

Pelesiran para kepala desa ke daerah Pangandaran yang identik dengan tempat pelesiran ini dinilai sebagai perbuatan yang sangat tak pantas dan tidak peka. Bahkan hal ini dinilai telah menyakiti hati warga yang tengah dilanda kesusahan pascabencana banjir bandang dan longsor.

Kritikan di antaranya disampaikan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Selaawi, Budi Rahmawan.

Menurutnya keputusan para kepala desa untuk pergi ke Pangandaran merupakan perbuatan yang sangat tak pantas dilakukan di tengah situasi kondisi seperti ini. Warga baru saja tertimpa bencana alam berupa banjir bandang sehingga banyak yang sedang merasakan kesusahan.

“Apakah pantas ketika warganya sedang merasakan kesusahan akibat terdampak bencana alam sementara para pemimpinnya malah ramai-ramai pergi ke Pangandaran?” ujar Budi.

Dikatakannya, keberangkatan para kepala desa ke Pangandaran memang bukan sengaja untuk pelesiran akan tetapi menghadiri acara pelantikan Ketua DPK Apdesi Selaawi. Namun meskipun acara tersebut dinilai penting, akan tetapi menurutnya, kepentingan rakyat jauh lebih penting untuk diperhatikan apalagi dalam situasi yang sedang dilanda kesusahan akibat terdampak bencana.

Budi mengaku sangat kaget ketika mendengar seluruh kepala desa di Selaawi berangkat ke Pangandaran untuk menghadiri acara pelantikan Ketua DPK Apdesi pada Sabtu, 15 Januari 2022. Padahal bencana alam banjir bandang dan longsor baru saja 2 hari yang lalu melanda seluruh desa di wilayah tersebut.

“Selaku warga Selaawi, terus terang kami sangat prihatin sekaligus malu. Karena saat tamu-tamu berdatangan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap warga, para kepala desanya malah tak ada satu pun yang hadir karena lebih memilih pergi ke Pangandaran,” katanya.

Ia menyebutkan, kalau memang punya iat yang baik, sebenarnya menghadiri kegiatan pelantikan Ketua Apdesi bisa saja diwakilkan oleh perangkat desa yang lain. Namun para kepala desa ini malah memaksakan diri untuk tetap pergi ke Pangandaran sehingga muncul anggapan tidak baik di kalangan masyarakat.

Ungkapan senada juga dilontarkan salah seorang tokoh pemuda di Kecamatan Selaawi, Useu. Ia juga menyoroti keputusan para kepala desa di Selaawi yang lebih memilih memaksakan diri pergi ke Pangandaran ketimbang menunjukan kepeduliannya kepada warga yang tengah terdampak bencana.

Sikap para kepala desa seperti itu menurutnya jelas-jelas mencerminkan sikap yang tidak terpuji dan tidak menunjukan adanya rasa empati terhadap warganya yang tengah dilanda kesusahan akibat bencana alam yang terjadi.

“Ada 7 kepala desa di Kecamatan Selaawi ini dan anehnya tak ada 1 pun dari mereka yang mau merelakan untuk membatalkan kepergiannya ke Pangandaran. Padahal, saat itu kondisi warga benar-benar sedang kesusahan karena dampak bencana alam banjir bandang dan longsor yang menimpa wilayah Selaawi,” ucap pria yang akrab disapa Bang Jago ini.

Hal yang sangat wajar, tambahnya, jika kepergian para kepala desa ke Pangandaran ini pada akhirnya menuai kritikan dari berbagai pihak. Apalagi mereka berangkat dengan memboyong anggota keluarganya sehingga terkesan lebih ke acara pelesiran.

Ia juga menyampaikan rasa herannya atas hasil pendataan yang dilakukan terkait dampak dari bencana alam banjir bandang dan longsor yang terjadi di daerah Selaawi yang dinilainya tidak akurat. Dari data yang dimunculkan hanya disebutkan ada 5 desa yang terdampak yakni Selaawi, Putrajawa, Pelita Asih, Samida, dan Mekarsari.

Padahal berdasarkan hasil pendataan petugas penyuluh pertanian, katanya, kerusakan lahan pertanian yang terjadi akibat bencana alam tersebut terdapat di seluruh desa. Selain ke 5 desa tersebut di atas, ada juga lahan sawah warga yang rusak bahkan sampai puso di wilayah Desa Cirapuhan dan Cigawir.

Diungkapkannya, dari data yang didapatkannya, akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi di wilayah Selaawi pada Kamis 13 Januari 2022 sore, telah menyebabkan 102 hektare sawah rusak. Dari jumlah tersebut, 57 hektare di antaranya bahkan sampai dinyatakan puso karena tingkat kerusakannya yang sangat parah.

“Data yang saya dapatkan dari petugas pertanian, ada 102 hektare sawah yang terdampak dan 57 hektare di antaranya puso. Sawah yang terdampak itu bukan hanya terdapat di Desa Selaawi, Putrajawa, Pelita Asih, Samida, dan Mekarsari tapi juga di Desa Cirapuhan dan Cigawir,” ujarnya.

Kepala Desa Putrajawa yang juga Ketua DPK Apdesi Selaawi, Suparman, membenarkan ia dan 6 kepala desa lainnya di Selaawi pergi ke Pangandaran pada Sabtu (15/1/2022). Adapun kepergian mereka ke Pangandaran untuk menghadiri kegiatan pelantikan Ketua DPK Apdesi.

Dikatakannya, saat itu di Pangandaran dilaksanakan pelantikan terhadap 8 Ketua DPK Apdesi, salah satunya Ketua DPK Apdesi Selaawi. Kegiatan tersebut sudah diagendakan sejak jauh-jauh hari sehingga tak enak jika tiba-tiba mereka membatalkannya.

Suparman mengaku sudah mengetahui jika ke daerahnya akan ada kunjungan dari pihak Kemensos serta yang lainnya pada hari itu. Oleh karenanya, ia sudah menyiapkan data-data yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada pihak Kemensos dan pihaknya sudah menyiapkan perangkat desa untuk mewakili para kepala desa untuk menerima tamu.

“Kami pun sudah menyiapkan data-data hasil monitoring di lokasi bencana dan kita juga sudah melakukan identifikasi bersama perangkat desa termasuk BPD tentang acuan bencana yang ada di wilayah masing-masing. Jadi kepergian kami ke Pangandaran ini bukan berarti kami meninggalkan pekerjaan tapi karena ada kegiatan yang harus kami hadiri,” katanya.***

No More Posts Available.

No more pages to load.