Jawa Barat Siaga 1, BPBD Catat Garut-Cianjur Paling Rawan Bencana

oleh -715 Dilihat
oleh

Kabar Garut,-Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan Cianjur dan Garut merupakan daerah dengan Indeks Risiko Bencana (IRB) tertinggi di Jawa Barat. “Yang tertinggi Cianjur, tapi data statistik kebencanaannya yang paling banyak Bogor,” kata dia, Selasa, 23 November 2021.

Dani mengatakan indeks risiko tersebut dihitung dari potensi kerawanan bencana, kondisi sosial ekonomi masyarakat, infrastruktur, serta kemampuan daerah. “Paling tinggi Cianjur dan Garut. Bogor nomor lima, tapi laporan kejadian paling banyak dari Bogor,” ujarnya.

Ia menjelaskan sejak awal tahun hingga saat ini tercatat lebih dari 500 kejadian bencana alam di Jawa Barat. Mayoritas bencana longsor. “Korban jiwa kalau sepanjang tahun ini sudah 48 orang meninggal dari Januari sampai sekarang (November),” kata Dani.

Menurut dia, korban meninggal paling banyak ialah saat peristiwa susur sungai yang mengakibatkan 14 santri di Ciamis meninggal. “Santri itu korban bencana, walaupun itu memang human failure, kesalahan manusia,” ujar Dani.

Dani menuturkan saat ini Jawa Barat sudah menetapkan status siaga 1 menghadapi bencana di masa musim hujan. Ia memprediksi puncak musim hujan di Jawa Barat terjadi pada Januari-Februari.

BPBD sudah menyiapkan langkah antisipasi bencana, salah satu dengan program Desa Tangguh Bencana. Saat ini ada 19 desa di Jawa Barat yang tersebar di Kabupaten Bogor, Cianjur, Garut, dan Bandung Barat.

Tiap desa wajib menyiapkan satgas penanggulangan bencana dipimpin kepala desa, yang dibantu Babinsa, Babinkamtibmas, Linmas, komponen Karang Taruna, hingga PKK. Desa tersebut juga wajib menyiapkan anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

“Disesuaikan dengan kondisi kebencanaan dan kemampuan desanya sendiri. Tapi wajib kalau di Desa Tangguh Bencana itu mengalokasikan setiap tahun anggaran penanganan bencana baik dalam sisi pencegahan, atau kesiapsiagaan, maupun penanggulangan,”  kata Dani.

Dani mengatakan BPBD melakukan pendampingan pada desa-desa tersebut. Desa tersebut dipilih dengan sejumlah indikator. Diantaranya potensi bencananya tinggi, kondisi geografisnya berada di daerah yang miring. “Hampir enggak ada daerah datarnya,” tuturnya.

Ia menuturkan antisipasi dari BPBD lainnya dengan menyiagakan alat berat. Salah satunya menyiapkan alat berat di Sukabumi Selatan. “Kita dorong di Sukabumi posisinya. Dia bisa menjangkau Sukabumi, Bogor, dan Cianjur,” kata dia.

No More Posts Available.

No more pages to load.