Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Memprediksi Harga Cabai Turun Saat Ramadhan

oleh -549 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Setelah cukup lama bertengger di harga yang sangat tinggi, harga cabai diprediksi akan segera mengalami penurunan. Hal ini bahkan diprediksi akan terjadi saat Ramadhan dan Lebaran nanti.

Prediksi akan terjadinya penurunan harga cabai diungkapkan Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut, Erwin Rianto Nugraha. Menurutnya ada beberapa alasan kenapa pihaknya memprediksi pada Ramadhan dan Lebaran nanti harga cabai akan turun.

Adanya panen raya menurut Erwin menjadi salah satu alasan akan turunnya harga cabai pada Ramadhan dan Lebaran nanti. Panen raya akan terjadi di beberapa daerah yang menjadi sentra tanaman cabai di Garut.

“Saat ini harga cabai khususnya cabai rawit inul sangat tinggi karena ketersediaannya tak sesuai dengan tingkat permintaan. Namun persediaannya akan melimpah pada April nanti karena akan ada panen raya sehingga harganya pun akan turun,” ujar Erwin, Rabu 24 Maret 2021.

Erwin menyebutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pertanian. Berdasarkan keterangan pihak Dinas Pertanian, panen raya cabai akan terjadi pada bulan April di lahan seluas sekitar 229 hektare dan setelah itu, pada bulan selanjutnya panen raya kembali terjadi di lahan seluas 240 hektare.

Dengan adanya panen raya tersebut, tuturnya, maka pada Ramadhan yang jatuh bulan April dan Lebaran yang jatuh pada bulan Mei, ketersediaan stok cabai akan aman. Karena tidak terjadi lagi kelangkaan, maka otomatis harga cabai pun akan turun.

Mahalnya harga cabai yang terjadi selama ini di Kabupaten Garut, menurut Erwin diakibatkan belum adanya panen raya di sentra-sentra tanaman cabai di Garut. Untuk memenuhi kebutuhan cabai di Garut selama ini, didatangkan dari luar Garut.

Diungkapkannya, sedangkan daerah pemasok cabai lebih memilih untuk mengirim cabai ke Jakarta karena harganya yang lebih tinggi. Jika masih ada yang mengirim ke Garut, jumlahnya tak terlalu banyak sehingga wajar apabila terjadi kelangkaan yang menyebabkan harganya sangat tinggi.

“Jika pasaran cabai di Garut harganya minimal sama dengan di Jakarta, maka tentu pasokan cabai ke Garut akan lancar. Namun karena harga di Garut lebih rendah, maka pemasok cabai lebih memilih mengirimnya ke pasar-pasar yang ada di wilayah Jakarta sehingga di Garut terjadi kelangkaan,” katanya.

Tingginya harga cabai di Garut dan sejumlah daerah lainnya selama ini disebutkan Erwin telah menjadi perhatian pemerintah pusat. Bahkan pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pun telah menginstruksikan agar pemerintah daerah melakukan monitoring langsung komoditas cabai agar terkendali pasokan dan harganya.

Menindaklanjuti hal itu, tambahnya, pihaknya pun telah melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan hasilnya harga cabai rawit dari petani saat ini berada di kisaran Rp80.000 per kilogram. Sedangkan untuk di tingkat pedagang eceran, harganya masih di kisaran Rp100.000 per kilogram.

Lebih jauh Erwin menyampaikan, setelah ada panen raya nanti harga cabai rawit inul di Garut akan turun cukup signifikan yakni di kisaran Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kilogram di tingkat petani. Sedangkan di pengecer diprediksi harganya ada di kisaran Rp 60 ribu per kilogram.

“Setelah ada pasokan dari petani lokal, harga cabai secara otomatis akan turun di kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 di petani dan Rp 60 ribuan di tingkat pengecer,” ucap Erwin.

Artikel Ini Telah Tayang Juga di pikiran-rakyat.com dengan Judul: Ada Panen Raya, Harga Cabai Diprediksi Turun Saat Ramadhan

Editor: Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.