Garut Peringkat Pertama, Semua Daerah di Jawa Barat Rawan Bencana Alam

oleh -486 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Saat musim hujan, semua daerah kota dan kabupaten di Jawa Barat rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Dari 27 kota dan kabupaten, Garut menempati peringkat pertama daerah paling rawan bencana. Diketahui, dalam satu bulan terakhir, terjadi beberapa bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Jawa Barat. Seperti banjir bandang di Cicurug dan longsor di Kecamatan Geger Bitung, Kabupaten Sukabumi.

Banjir di Bandung Raya, dan tanah longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. 15 kabupaten/kota di antaranya tergolong berisiko tinggi. Sedangkan 12 kabupaten dan kota lainnya kategori sedang. Jadi, semuanya rawan bencana. Karena itu, warga diimbau waspada,” Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dani Ramdan di Bandung, Sabtu (16/1/2021). Secara umum, ujar Dani, kabupaten dan kota di Jabar, dari wilayah tengah hingga selatan, rawan bBencana tanah longsor.

Sedangkan dari wilayah tengah hingga utara, rawan banjir.Polisi Temukan Pisau Lipat “Umumnya seperti itu ya, meski tidak menutup kemungkinan banjir terjadi di wilayah rawan longsor dan sebaliknya,” ujarnya. Menurut Dani, tingginya potensi bencana di Jabar tak lepas dari kondisi topografi wilayah dengan banyak kawasan perbukitan yang rentan terjadi pergerakan tanah dan banjir.

Selain itu, historis perencanaan pun menjadi indikator lain yang menunjukkan Jabar sebagai provinsi rawan bencana. “Bahkan, dalam peta bencana yang disusun BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Kabupaten Garut rangking pertama nasional kabupaten paling rawan bencana,” tutur Dani. 8 Santri Terluka Dia mengatakan, dalam mengatasi potensi bencana di Jawa Barat, Pemprov Jabar pun telah melakukan upaya-upaya mitigasi, baik struktural maupun non-struktural.

Mitigasi struktural seperti pembangunan bendungan, normalisasi sungai, hingga dinding penahan tebing, dilakukan oleh instansi terkait, serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jabar. Seorang Pelaku Perjalanan Reaktif Covid-19 “Adapun BPBD mengerjakan upaya mitigasi non-struktural, mulai dari penyusunan peta rawan bencana hingga upaya penanggulangan pascabencana,” katanya.

Provinsi Jabar, ujar Dani, telah memiliki peta rawan bencana hingga tingkat desa. Sehingga, masing-masing desa di Jabar yang jumlahnya hampir 6.000 telah memiliki peta rawan bencana, termasuk upaya mitigasi dan rencana aksi pascabencana. “Peta rawan bencana hingga tingkat desa tersebut tinggal ditindaklanjuti hingga tingkat RW dan RT untuk memudahkan upaya antisipasi, termasuk penanganan pascabencana,” ujar Dani.

Dani menuturkan, Pemprov Jabar pun masih menetapkan status Siaga 1 seiring tingginya intensitas hujan yang diprediksi bakal terjadi hingga Mei 2021. “Kita (Jawa Barat) masih berada dalam status Siaga 1 hingga akhir Mei nanti. Kami mengimbau masyarakat selalu waspada terhadap berbagai potensi bencana,” ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, Provinsi Jabar berstatus Siaga 1 hingga Mei 2021 menyusul prediksi peningkatan potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem dan fenomena La Nina pada musim hujan tahun 2020-2021. Dengan status tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun menginstruksikan seluruh pemangku kepentingan di 27 kabupaten/kota bersiaga menghadapi berbagai potensi bencana alam dan penanganan dampaknya. “Jadi, kesiagaan ini berbanding lurus dengan prediksi BMKG bahwa akan ada curah hujan lebih banyak dan lebih ekstrem. Sehingga, kita menetapkan kesiagaan itu dari November (2020) sampai Mei (2021),” kata Kang Emil dalam Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (4/11/2020) lalu.

Sumber : jabar.inews.id

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.