Pers tak Hanya Mewarta, Mereka juga Mengedukasi, Ungkap Hasanuddin

oleh -511 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Selamat Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2021 yang juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI.

Pers kini sudah menjadi pilar keempat demokrasi, pers yang tidak hanya menyambaikan fakta dan informasi dalam pemberitaannya, tetapi juga menjadi sarana pengawasan sosial bagi trias politica demokrasi.

Ada banyak wartawan yang saya kenal, beberapa diantaranya sudah sepuh dan senior, yang terlibat banyak dalam beberapa era pemerintahan. Yang konsisten mewartakan fakta dan informasi, tidak hanya sebagai bagian dari profesi pekerjaan, melainkan juga seni menulis berita dan bagian tak terpisahkan dalam hidupnya; diantaranya Pa Yus (Yus Hatta, almarhum), Kang Mus (Mustafa Fatah), Kang Wawan (Wawan Juarna), Kang Ade (Ade Kartos), Kang Anwar (Ceng Anwar) dan banyak lagi lainnya.

Waktu itu, saya pernah melakukan aksi protes di Tahun 1995, saat itu saya masih mahasiswa, Aksi bersama Petani Selekta Cisrupan mendatangi Kantor Kecamatan dan Koramil setempat untuk menyampaikan protes karena konflik dengan pihak pengusaha, yang berdampak pada kekekeran. Melalui media lah (Harian Mandala) Kang Mus, peristiwa itu diberitakan, kita ketahui sesuatu sangat sulit di era itu.

Pun demikian dengan sebelumnya, Hari Pers Nasional di Garut bekerja sama dengan Senat Mahasiswa (SM STÌE Garut), yang saat itu saya sebagai ketua senat mahasiswanya, pernah mengundang Tokoh Kritis “Sri Bintang Pamungkas” yang berakhir dengan pencekalan. Namun, kegiatan tetap berlangsung, berkat semangat dari sahabat media, khususnya Kang Mus dan Tokoh Ulama kharismatik Khalid Tauziri (almarhum) yang menjamin keamanan pada saat itu.

Dua peristiwa ini, dan masih banyak peristiwa lainnya di Kabupaten tercinta kita, menggambarkan kebebasan pers tidak serta merta turut dari langit; ada perjuangan insan pers di Garut.

Banyak suka duka dengan sahabat pers di Garut, Kang Wawan yang sering beriskusi di Kantor PWI saat itu, sabar mendengarkan kegelisahan kami.

Juga demikian dengan Kang Ade Kartos, pegiat media senior ini, malah unik, hidup dan menulis bersama sahabat aktifis di Garut. Idealisme dan dedikasinya tak diragukan.

Semua, bekerja dengan ikhlas, sebagaimana bekerjanya media, berita lebih populer ketimbang penulisnya.

Mereka tak ingin dikenal dan dikenang.

Sebagaimana Almarhum Kang Yus Hatta yang terus gigih mewartakan apa yang almarhum ketahui dan layak diketahui publik.

Pers tak hanya mewarta, mereka juga mengedukasi.

Oleh sebab itu pers adalah guru juga, pendidik masyarakat demokratis.

Saat ini kita, merayakan Hari Pers ditengah Pandemi Covid-19. Bencana kesehatan ini telah merenggut nyawa umat manusia, mengacaukan kehidupan sosial dan perekonomian.

Pers kita bekerja ditengah pandemi ini, seakan tak takut terkena virus, mereka tiap hari bekerja mewartakan kejadian dan peristiwa bencana ini.

Pers telah ikut berkontribusi menyampaikan informasi dan fakta berkenaan dengan virus, korban dan kebijakan yang dilkakukan pemerintah.

Mereka telah mensubsidi informasi secara massif sehingga semua mengetahui dan dapat melakukan banyak hal melawan dan beradaptasi dengan virus.

Tentu patut diapresiasi, media bekerja 24 jam ditengah pemerintah daerah yang bekerja 8 jam. Berita pers sangat membantu.

Saatnya, kita bekerja bersama, mengendalikan virus ini, dan keluar dari situasi krisis secara bersama, agar segera pulih perekonomian kita dan kehidupan kita.

Akhir kata, zaman selalu berubah, pers selalu didepan dengan perubahan itu. Saya sendiri tak ingin ketinggalan peradaban, oleh sebab itu hingga kini tetap bersahabat dengan insan pers, baik suka maupun duka.

Artikel ini dimuat juga pada www.porosgarut.com dengan judul “Hasanuddin: Pers tak Hanya Mewarta, Mereka juga Mengedukasi”

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.