Peternak di Garut Menjerit, Pasokan Telur Ayam Diserbu dari Jawa Timur

oleh -260 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Kesulitan saat ini tengah dihadapi para peternak ayam petelur di Kabupaten Garut. Hal ini menyusul serbuan telur ayam dari wilayah Jawa Timur sehingga menyebabkan telur ayam dari peternak lokal di Garut kurang laku.

Maraknya pasokan telur ayam dari wilayah Jawa Timur ke Garut akhir-akhir ini diungkapkan Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Garut (PPAPG), Hendra Permana. Kondisi seperti ini diakuinya telah merugikan para peternak ayam petelur lokal.

“Dengan banyaknya pasokan telur ayam dari wilayah Jatim yang masuk ke Garut, ini tentu merugikan para peternak ayam petelur yang ada di Garut. Hal ini dikarenakan telur ayam yang mereka hasilkan menjadi kurang laku karena harga telur ayam dari Jatim itu lebih murah,” ujar Hendra saat ditemui di lokasi peternakan ayam petelur miliknya di kawasan Kadungora, Kamis (4/2/2021).

Dikatakannya, saat ini harga jual telur ayam lokal dari peternak di Garut berkisar di Rp20.000 per kilogram. Sedangkan telur ayam yang berasal dari Jatim harganya lebih murah yakni hanya di kisaran Rp17.000 per kilogram sehingga para pedagang di pasar lebih memilih telur ayam dari Jatim.

Tak heran, tutur Hendra, kalau akhir-akhir ini para peternak ayam petelur yang ada di Garut lebih sering gigit jari karena telur yang dihasilkannya kurang laku. Sedangkan untuk menyaingi harga telur ayam yang berasal dari luar itu rasanya tidak memungkinkan.

Apalagi menurut Hendra, saat ini harga pakan ternak ayam pun sedang tinggi. Biasanya harga pakan ayam hanya Rp300.000 per karung dengan berat 50 kilogram, akan tetapi akhir-akhir ini naik menjadi Rp315.000.

“Dengan perbedaan harga Rp 3 ribu saja per kilogram, ya jelas para pedagang di pasar-pasar akan lebih memilih telur ayam yang berasal dari luar. Mereka mau-mau saja membeli telur dari peternak lokal dengan syarat harganya minimal sama dengan harga telur dari luar dan ini sangat tak mungkin,” katanya.

Hendra menyebutkan, adanya perbedaan harga telur ayam antara yang dihasilkan peternak ayam di Garut dengan yang berasal dari Jatim ini kemungkinan karena harga pakan yang berbeda.

Jika peternak lokal memaksakan diri untuk membanting harga telur ayam agar sama dengan yang dari Jatim, sudah dapat dipastikan mereka akan mengalami kerugian.

Keadaan seperti ini menurut Hendra tentunya tak bisa dibiarkan terus karena bisa-bisa akan membuat seluruh peternak ayam petelur yang ada di Garut gulung tikar. Ia pun meminta pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan mengendalikan harga pakan.

Hendra pun menyampaikan rasa herannya kenapa bahan baku pakan ternak ayam berupa jagung di Garut ini sangat sulit didapatkan. Padahal semua tahu jika Garut ini merupakan penghasil jagung terbaik di Jawa Barat bahkan disebut-sebut sebagai kabupaten jagung.

Sulitnya untuk mendapatkan bahan baku pakan ternak berupa jagung ini, tambah Hendra, mungkin menjadi penyebab mahalnya harga pakan ternak di Garut selama ini.

Ia pun mengaku sangat menyesalkan hasil produksi jagung yang sangat melimpah akan tetapi semuanya dijual ke pabrik pakan yang ada di luar Garut.

“Karena jagung yang dihasilkan di sini yang begitu melimpah dijual semuanya ke luar, maka kita di sini kesulitan mencari bahan baku pakan ternak. Akibatnya untuk pakan ternak, kita harus membeli dari luar dengan harga yang tinggi sehingga tak mungkin kita menjual telur dengan harga yang lebih rendah lagi,” ucap Hendra.

Lebih jauh Hendra mengungkapkan jika saat ini jumlah peternak ayam petelur yang tergabung di PPAG mencapai 200 peternak.

Semuanya kini mengeluhkan sulitnya menjual hasil telur akibat maraknya pasokan telur dari Jatim.

Masih menurut Hendra, rata-rata peternak di Garut memiliki 1.200 ekor ayam dimana tiap harinya bisa memproduksi telur hingga 58 kilogram.

Dengan jumlah peternak di Garut yang saat ini mencapai 200, ia mengaku optimis kebutuhan telur di Garut akan bisa terpenuhi dengan hanya mengandalkan telur dari pra peternak lokal.

Untuk bisa meringankan beban para peternak lokal serta menjaga stabilitas harga telur lokal, Hendra berharap di Garut dibangun pabrik pakan ternak.

Dengan demikian para peternak tak lagi harus membeli pakan dari luar yang haragnya tentu lebih mahal.

Artikel ini dimuat juga pada www.pikiran-rakyat.com dengan judul ” Pasokan Telur Ayam Diserbu dari Jawa Timur, Peternak di Garut Menjerit

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.