Serapan Jagung di Garut Anjlok, Imbas Pandemi Covid-19

oleh -254 Dilihat
oleh

Kabar Garut – Pandemi Covid-19 di Kabupaten Garut telah menimbulkan dampak terhadap penurunan serapan sejumlah komoditas pertanian. Salah satu komoditas pertanian di Garut yang serapannya anjlok yakni jagung.

Padahal selama ini Kabupaten Garut dikenal sebagai daerah penghasil jagung terbesar di Jawa Barat sehingga Garut pun disebut-sebut sebagai kabupaten jagung.

Namun tingginya produktifitas jagung di Garut ini ternyata tak sebanding dengan tingkat serapannya yang mengalami penurunan selama masa pandemi Covid-19.

“Anjloknya tingkat serapan jagung di Garut ini terjadi sejak akhir kuartal pertama tahun 2020 kemarin. Sejumlah perusahaan pakan ternak berbahan jagung memilih untuk memangkas serapan kebutuhan jagung mereka, akibat pelemahan ekonomi selama masa pandemi Covid-19,” ujar Asep (50) salah seorang petani jagung di Kampung Ciparay, Kecamatan Karangpawitan.

Dikatakannya, selama ini hasil produksi jagung petani di Garut diserap oleh sejumlah perusahaan pakan ternak seperti Comfeed, Charoen Pokphand dan perusahaan pakan ternak lainnya yang ada di wilayah Jabar dan Banten.

Namun akibat pihak perusahaan pakan ternak mengurangi jumlah produksi, otomatis tingkat serapan jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak ini pun anjlok.

Tak tanggung-tanggung, tutur Asep, tingkat penurunan serapan jagung dari petani oleh perusahaan pakan ternak mencapai sekitar 50 persen.

Hal ini tentu sangat merepotkan para petani jagung di Garut karena hasil panen jagung yang melimpah tak bisa diserap semuanya oleh pihak perusahaan.

Menurut Asep, sebelum masa pandemi Covid-19 biasanya dalam satu kali panen raya ia bisa mengirim hingga 10 tronton dimana tiap tronton berisi 25 ton jagung ke pabrik pakan ternak.

Namun selama masa pandemi Covid-19, pabrik hanya menerima kiriman maksimal 5 tronton karena merek telah mengurangi produksinya.

Ia menyebutkan, selain turun hingga 50 persen, pengiriman jagung ke pabrik pakan ternak pun saat ini tidak tentu. Pihaknya baru bisa mengirim ketika ada permintaan dari pihak pabrik saja. Padahal sebelumnya, semua hasil panen jagung bisa langsung dikirimkan ke pabrik.

“Saya sempat ngobrol dengan pihak pabrik terkait alasan penurunan tingkat serpan jagung oleh pabrik. Menurutnya, pihak pabrik terpaksa nebgurangi jumlah produksi pakan ternak karena sejak pandemi Covod-19, tingkat penjual menurun akibat melemahnya daya beli masyarakat,” katanya.

Diungkapkan Asep, kondisi kian parah lagi dengan adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang telah menyebabkan pabrik kian mengurangi jumlah produksinya.

Hal ini dilakukan karena pihak pabrik juga tak mau menempuh resiko kerugian lebih besar jika tetap memaksakan produksi dlam jumlah yang banyak.

Asep juga mengeluhkan harga jagung yang dibeli oleh pihak pabrik yang tak beranjak dari tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain harga pupuk, bibit, serta ongkos garap telah beberapa kali mengalami kenaikan sehingga hal ini menyebabkan keuntungan yang didapatkan petani jagung kian menipis.

Disampaikannya, pada musim hujan seperti sekarang ini, pengeluaran para petani jagung kian bertambah. Hal ini dikarenakan proses pengiringan jagung yang memerlukan waktu lebih lama sehingga juga menyebabkan upah yang dikeluarkan untuk membayar pegawai bertambah.

Asep berharap, pandemi Coviod-19 segera berlalu sehingga tingkat penyerapan pabrik pakan terhadap jagung dari petani bisa kembali normal. Apalagi diperkirakan musim panen raya jagung di Garut akan berlangsung sekitar dua bulanana lagi.

“Tak lama lagi di Garut akan panen raya jagung. Jika kondisinya masih seperti ini, tentu akan sangat merugikan pra petani jagung di Garut sehingga kami benar-benar berharap agar Corona ini seceptnya menghilang dari Jawa Barat sehingga tingkat serapan pabrik pakan ternak terhadap jagung bisa kembali normal,” ucap Asep.

Artikel ini dimuat juga pada www.pikiran-rakyat.com dengan judul ” Imbas Pandemi Covid-19, Serapan Jagung di Garut Anjlok “

Editor : Kabar Garut

No More Posts Available.

No more pages to load.