Kanker Otak – Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

oleh -24 Dilihat
oleh

Apa Itu Kanker Otak?

Kanker otak adalah jenis kanker yang muncul saat sel pada jaringan organ otak tumbuh tidak normal, tidak terkendali, dan membentuk sebuah tumor. Sel kanker akan bertumbuh dan menyebar dengan sangat cepat ke jaringan lain pada otak atau sistem saraf pusat yang lain, misalnya sumsum tulang belakang.

Otak adalah suatu organ yang sangat kompleks dan penting. Organ satu ini berfungsi untuk mengontrol semua fungsi dan kerja tubuh, mulai dari fungsi metabolisme, gerak, hingga pikiran.

Apabila tumbuh sel abnormal pada otak, maka sudah pasti fungsi tubuh mengalami gangguan.

Data World Health Organization (WHO) pada 2020 menyebutkan, ada sekitar 1,5 persen kasus baru kanker otak di Indonesia dari seluruh total kasus kanker yang muncul.

Sementara itu, jenis kanker ini menyumbang angka kematian sebesar 2,3 persen dari semua pengidap.

Namun, tidak seperti jenis kanker pada umumnya, kanker otak cenderung sulit untuk menyebar ke organ tubuh lain atau bermetastasis.

Jenis Kanker Otak

Tumbuhnya sel tumor pada otak bisa sangat mungkin bersifat jinak, dan bisa pula ganas.

Sayangnya, sel kanker yang tumbuh dan berkembang pada otak termasuk sel ganas, sehingga pertumbuhan dan penyebarannya terjadi dengan begitu cepat.

Jika dilihat dari asalnya, kanker otak terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kanker otak primer

Kanker otak primer adalah jenis kanker yang asalnya dari jaringan pada organ otak itu sendiri. Adapun yang termasuk jenis kanker otak primer adalah:

  • Astrocytoma

Astrocytoma adalah jenis kanker yang berasal dari sel glial, sel yang berfungsi untuk menunjang sistem saraf.

Jenis kanker ini menjadi jenis yang paling umum dan dapat menyerang anak hingga lansia.

  • Glioblastoma multiforme

Kemudian, glioblastoma multiforme, jenis kanker paling ganas yang terjadi pada sel glial.

Glioblastoma bisa muncul dan menyebar dengan begitu masif dan pesat, lebih sering terjadi pada orang-orang berusia antara 50 sampai 70 tahun, dan berjenis kelamin pria.

  • Medulloblastomas

Jenis selanjutnya adalah medulloblastomas. Kanker ini muncul pada bagian otak kecil atau cerebellum, bagian otak yang bertugas untuk mengontrol gerakan tubuh.

Medulloblastoma lebih rentan menyerang anak dan remaja.

2. Kanker otak sekunder

Sementara itu, kanker otak sekunder adalah jenis kanker yang berasal dari penyebaran sel kanker pada organ lainnya atau metastasis.

Biasanya, metastasis kanker pada organ otak terjadi pada seseorang yang mengidap jenis kanker tiroid, ginjal, kulit, paru-paru, usus besar, dan payudara.

Penyebab Kanker Otak

Sebagian besar kanker otak terjadi karena kanker yang berawal dari bagian tubuh lain dan menyebar ke otak melalui pembuluh darah (metastasis).

Sementara itu, kanker ganas yang berawal dari sel-sel otak dapat terjadi karena tumor jinak yang berkembang menjadi ganas.

Sayangnya, belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan sel kanker terbentuk pada otak.

Faktor Risiko Kanker Otak

Meski belum pasti apa yang menjadi penyebabnya, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kesehatan ini, yaitu:

  • Paparan radiasi pada kepala, seperti menjalani pengobatan dengan radioterapi.
  • Berusia 50 tahun ke atas atau lebih, meski tidak pula menutup kemungkinan bisa terjadi pada usia yang lebih muda.
  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Mengidap penyakit genetik. Misalnya sindrom Turner, neurofibromatosis tipe 1 dan tipe 2, sindrom Gorlin, tuberous sclerosis, sindrom Von Hippel-Lindau, dan sindrom Li-Fraumeni.
  • Adanya anggota keluarga dengan riwayat penyakit kanker.
  • Mengidap masalah kesehatan yang bisa membuat imunitas tubuh menurun, misalnya HIV/AIDS.
  • Kebiasaan buruk merokok.
  • Bekerja atau tinggal pada daerah dengan tingkat pencemaran lingkungan dan polusi yang tinggi.

Gejala Kanker Otak

Tanda dan gejala penyakit kanker ini bergantung pada letak, perkembangan tumor, dan ukuran dari sel tumor tersebut.

Tak sedikit pengidap yang tidak menyadari bahwa diri mereka terserang penyakit ini, sebab gejalanya yang memang sering tidak disadari pada stadium awal.

Selain itu, gejala juga berkembang secara perlahan dan bertahap.

Gejalanya bisa muncul karena tekanan pada bagian dalam kepala (intrakranial) yang meningkat, atau jaringan pada lokasi tumbuhnya sel kanker yang rusak.

Secara umum, gejala karena tekanan pada bagian dalam kepala antara lain:

  • Mengalami sakit kepala berulang yang semakin berat dan sering, misalnya rasa sakit yang semakin memburuk pada pagi hari atau menjelang tengah malam.
  • Sering merasa mual dan muntah.
  • Mengalami masalah penglihatan, termasuk pandangan yang kabur atau menghilang sebagian dan tidak pulih meski telah menggunakan kacamata.
  • Tubuh sering merasa lelah dan lemas.
  • Terjadi kejang hingga penurunan kesadaran.
  • Sering mengalami rasa kantuk terus-menerus.

Sementara itu, dilihat dari tempat tumbuhnya tumor, gejala juga kerap tidak sama.

Kondisi ini bergantung pada fungsi otak yang mengalami gangguan.

1. Kanker yang menyerang lobus frontal

Lobus frontal adalah bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan kemampuan berbicara, memecahkan masalah, menyusun strategi, memroses sensasi, pembentuk karakter dan kepribadian, hingga membuat gerakan.

Kanker yang terjadi pada bagian ini akan menunjukkan gejala berupa satu sisi badan melemah, sulit berjalan, perubahan pada kepribadian, mengalami gangguan bicara, kesulitan membuat rencana, selalu gelisah dan bersikap agresif, serta muncul rasa apatis.

2. Kanker yang menyerang lobus temporal

Selanjutnya, bagian otak lobus temporal yang berperan dalam proses suara dan membantu menyimpan memori.

Gejala yang muncul ketika kanker menyerang bagian ini adalah pengidap yang mengalami kesulitan mendengar dan bicara, kehilangan ingatan pada kejadian yang baru saja dialami, dan kerap berhalusinasi.

3. Kanker yang menyerang lobus parietal

Kemudian, kanker yang menyerang lobus parietal. Bagian ini berperan penting dalam memroses tekanan, sentuhan, rasa nyeri, serta mengenali suatu benda dan menyimpan pada otak dalam bentuk ingatan.

Gejalanya adalah kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain, sulit bicara, hilangnya indera perasa untuk beberapa bagian tubuh, dan sulit menulis maupun membaca. 

4. Kanker yang menyerang lobus oksipital

Lobus oksipital bertugas untuk memroses kemampuan melihat.

Kanker yang terjadi pada bagian ini akan membuat pengidapnya mengalami kehilangan kemampuan melihat pada salah satu mata dan mengalami kesulitan untuk mengenali warna maupun ukuran benda.

5. Kanker yang menyerang batang otak

Pernapasan, tekanan darah, detak jantung, dan kemampuan untuk menelan menjadi tugas utama dari batang otak.

Jika bagian ini mengalami kanker, gejala yang muncul adalah sulit bicara dan menelan, mengalami masalah keseimbangan, dan penglihatan ganda.

6. Kanker yang menyerang otak kecil

Lalu, kanker yang menggerogoti bagian otak kecil yang memiliki peran penting untuk mengatur postur tubuh dan keseimbangan.

Adapun gejala kanker otak pada bagian ini adalah gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh, leher kaku, pusing seperti berputar, dan gerakan mata yang tidak dapat dikendalikan.

7. Kanker yang menyerang hipofisis atau kelenjar pituitari

Tugas utama dari kelenjar pituitari atau hipofisis adalah memproduksi hormon untuk metabolisme, reproduksi, dan pertumbuhan.

Tandanya termasuk mengalami kenaikan berat badan, tidak subur (mandul atau infertil), diabetes, suasana hati kerap berubah, menstruasi tidak teratur, serta tekanan darah tinggi.

Kondisi kanker otak harus ditangani oleh dokter spesialis tertentu.

Diagnosis Kanker Otak

Agar mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter spesialis saraf mulanya akan melakukan wawancara pada pengidap, mulai dari menanyakan gejala yang muncul, riwayat kesehatan dan keluarga, hingga gaya hidup yang dijalani pengidap.

Kemudian, dokter akan mulai melakukan beberapa pemeriksaan fisik, terlebih pemeriksaan sistem saraf.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan otot, menguji refleks tubuh, dan pemeriksaan bagian tubuh yang mungkin terasa kaku.

Setelah itu, apabila memang perlu, dokter dapat menyarankan pengidap untuk melakukan pemeriksaan penunjang.

Adapun jenis pemeriksaan pendukung untuk menguatkan diagnosis kanker otak adalah:

  • Computerized Tomography (CT) scan, untuk menciptakan gambaran atau pencitraan otak dengan menggunakan sinar X.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk menciptakan gambaran rinci otak dengan menggunakan medan magnet berkekuatan tinggi dan gelombang radio.
  • Electroencephalography (EEG), untuk merekam aktivitas listrik otak dan melihat abnormalitas otak dengan menggunakan elektroda pada kulit kepala.
  • Biopsi dengan pengambilan sampel jaringan yang dicurigai sebagai tumor, untuk memeriksa jenis tumor dan menentukan penanganan yang paling sesuai.
  • PET scan, guna mengetahui keadaan sel kanker pada otak dan mendeteksi apakah sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
  • Tes darah, untuk memeriksa kadar dari hormon pituitari. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui ada atau tidaknya sel kanker pada kelenjar pituitari.

Stadium Kanker Otak

Diagnosis kanker otak juga dapat membantu dokter menentukan tingkat keparahan atau stadium penyakit kanker otak.

Dengan begitu, pengidap akan mendapatkan jenis perawatan yang pas sekaligus mengetahui peluang pengidap untuk sembuh dari kanker tersebut.

Dokter akan membagi stadium kanker otak sesuai dengan tingkat luas penyebaran sel kanker, mulai dari stadium 1 hingga 4.

1. Stadium 1

Kanker otak stadium 1 atau stadium awal menunjukkan bahwa sel kanker belum bertumbuh secara agresif dan belum menyebar ke jaringan otak pada sekitarnya.

Dokter biasanya akan menyarankan untuk mengangkat jaringan tumor pada otak melalui prosedur operasi.

2. Stadium 2

Lalu, kanker otak stadium 2 yang mengindikasikan pertumbuhan sel kanker masih perlahan, tetapi sudah berpotensi menyebar ke jaringan tubuh lain.

Namun, gejala yang mungkin masih terbilang ringan hingga sedang.

3. Stadium 3

Kemudian, memasuki stadium 3, sel kanker bisa tumbuh dengan sangat cepat dan sudah sangat mungkin menyebar ke jaringan lain.

Selain itu, sel kanker juga tak lagi tampak layaknya sel yang sehat atau normal.

4. Stadium 4

Terakhir, kanker otak stadium 4 yang menandakan sel kanker yang telah tumbuh dan berkembang dengan begitu cepat.

Sel kanker juga telah menyebar ke jaringan otak lainnya. Pada stadium ini, gejala pun sudah terlihat semakin memburuk.

Cara Mengobati Kanker Otak

Cara mengobati kanker otak bergantung dengan keadaan medis pasien secara menyeluruh, letak, jenis kanker, dan ukuran sel kanker. Beberapa pilihan pengobatan kanker otak adalah:

1. Pembedahan atau operasi

Tindakan bedah bertujuan mengangkat sel kanker apabila memang masih memungkinkan.

Biasanya, dokter menyarankan operasi untuk mendukung kesuksesan terapi pengobatan kanker otak lain, misalnya kemoterapi dan terapi radiasi.

Operasi kanker otak juga terbagi menjadi beberapa prosedur. Berikut beberapa di antaranya:

2. Kraniotomi

Pertama, prosedur bedah kraniotomi. Dokter akan melakukan pembedahan tulang pada rangka kepala pada letak tumor dari hasil diagnosis.

Setelah pengangkatan tumor, dokter akan kembali memasang potongan tulang dengan memakai pengaman ekstra berbentuk briket logam berukuran kecil.

3. Neuroendoskopi

Kemudian bedah neuroendoskopi, prosedur pengangkatan sel kanker dari lubang kecil yang telah dibuat oleh dokter pada rangka kepala. 

4. Transsphenoidal surgery (bedah melalui hidung)

Sementara itu, prosedur transsphenoidal surgery atau bedah melalui hidung bertujuan untuk mengangkat sel kanker yang ada pada kelenjar hipofisis.

Dokter akan melakukan prosedur tanpa membedah atau membuka rangka kepala.

Selanjutnya, dokter akan memasukkan selang dengan kamera dari hidung pengidap, dan memotong serta mengeluarkan sel kanker.

5. Kemoterapi

Pengobatan kanker otak lainnya adalah kemoterapi. Dokter akan melakukan prosedur dengan memasukkan obat antikanker pada tubuh guna mematikan sel kanker.

Umumnya, kemoterapi berlangsung setelah tindakan operasi untuk membantu mencegah pertumbuhan kembali sel kanker.

Namun, untuk beberapa kondisi, kemoterapi dapat pula dilakukan sebelum prosedur bedah guna membantu mengecilkan ukuran sel kanker lebih dulu.

Bagi dewasa, jenis obat kemoterapi yang umum adalah vincristine atau temozolomide.

Sementara itu, untuk pengidap kanker pada anak, dokter akan memberikan obat kemoterapi berikut:

  • Carboplatin.
  • Vincristine.
  • Methotrexate.
  • Cisplatin.
  • Etoposide.
  • Cyclophosphamide.

Pemberian obat bisa dalam bentuk obat tunggal atau kombinasi.

Dokter juga dapat memberikan obat kemoterapi dalam bentuk kapsul maupun tablet secara oral, suntikan atau injeksi pada tulang belakang dan cairan otak, atau suntikan pada pembuluh darah vena.

Pengobatan kanker otak dengan kemoterapi dilakukan pada satu siklus yang berisikan pemberian obat dan periode istirahat.

Setiap siklus umumnya berjalan selama beberapa minggu.

6. Terapi target

Selanjutnya, cara mengobati kanker otak dengan terapi target. Prosedur pengobatan ini dilakukan dengan memberi obat yang memang khusus untuk kanker otak.

Obat yang diberikan bisa membantu menghambat tumbuhnya sel kanker secara spesifik tanpa memicu munculnya efek samping pada sel dan jaringan yang normal dan sehat.

7. Terapi radiasi atau radioterapi

Guna menghentikan perkembangan sel kanker, dokter juga menyarankan pengobatan radioterapi atau terapi radiasi.

Prosedur ini dilakukan dengan bantuan sinar yang memiliki energi tinggi dan langsung diarahkan pada lokasi sel kanker.

Terapi radiasi juga menjadi opsi alternatif pengobatan untuk sel kanker yang tidak bisa diangkat dengan operasi sekaligus mengurangi risiko munculnya tumor kembali.

Prosedur terapi radiasi bisa dilakukan secara eksternal atau dari luar yang langsung diarahkan pada sel kanker.

Bisa juga memakai kapsul radioaktif yang diletakkan pada bagian dalam tumor atau disebut juga prosedur brakiterapi.

Lalu, ada pula prosedur stereotactic radiosurgery, yang bisa mematikan sel kanker tanpa harus membuka rangka kepala.

Teknik radioterapi tersebut juga tidak memerlukan waktu yang lama untuk pulih dan minim komplikasi daripada tindakan bedah biasa.

Prosedur dilakukan menggunakan MRI atau CT scan untuk membantu dokter mengetahui letak sel kanker.

Kemudian, dokter akan memotong tumor dengan memakai pisau cyber atau pisau gamma.

Perawatan Setelah Pengobatan

Perlu diketahui bahwa kanker otak adalah jenis kanker yang bisa muncul dan menyerang beberapa area otak yang berperan untuk mengontrol kemampuan bicara, berpikir, gerak, dan melihat.

Inilah sebabnya, perlu adanya perawatan lanjutan setelah pengidap menjalani pengobatan utama, yaitu:

  • Terapi okupasi untuk membantu pengidap bisa beraktivitas kembali.
  • Fisioterapi yang berfungsi untuk mengembalikan kekuatan otot atau fungsi gerakan.
  • Terapi bicara yang sangat membantu pengidap dengan gejala gangguan bicara.

Selain itu, perlu kamu perhatikan pula bahwa peran dari keluarga dan orang-orang terdekat begitu penting dalam mendukung pengidap sembuh sepenuhnya.

Dukungan tambahan, seperti dari pekerja sosial, konselor, dan ahli rohani juga bisa membantu meringankan berbagai kondisi yang membuat pengidap merasa khawatir.

Komplikasi Kanker Otak

Komplikasi kanker otak dapat terjadi karena pertumbuhan sel kanker atau efek samping dari pengobatan.

Adapun jenis komplikasinya antara lain:

1. Pembengkakan perut

Kanker otak dapat memengaruhi cara makan, minum, dan intensitas pengidapnya untuk pergi ke kamar kecil.

Inilah sebabnya, pengidap kanker otak rentan mengalami gangguan pencernaan, termasuk pembengkakan perut.

2. Sulit bernapas

Komplikasi lain dari kanker otak adalah membuat pengidapnya mengalami kesulitan bernapas.

Sebab, kanker otak juga memengaruhi fungsi dan kerja sistem pernapasan yang mengakibatkan terjadinya denyut nadi dan laju pernapasan yang tidak normal.

3. Cacat pada kepala atau wajah 

Kanker otak yang telah masuk pada stadium lanjut atau tidak segera mendapat penanganan bisa memicu terjadinya peradangan pada bagian otak.

Hal ini akan berujung pada peningkatan tekanan intrakranial yang mengakibatkan cacat pada kepala atau wajah.

4. Herniasi otak

Pada beberapa kasus, herniasi otak dapat terjadi sebagai bentuk komplikasi kanker otak.

Herniasi otak terjadi ketika cairan otak bergeser pada posisinya, sehingga mendesak area sekitarnya.

Gejala herniasi otak termasuk pernapasan cepat dan postur tubuh yang berkontraksi serta kaku.

5. Karsinoma meningeal

Karsinoma meningeal adalah kondisi ketika kanker otak telah menyebar ke meninges (lapisan seperti lembaran jaringan ikat di sekitar otak dan sumsum tulang belakang).

Hal ini akan menyebabkan demam, leher kaku, kelemahan parah, kejang, dan/atau kehilangan kesadaran.

6. Penurunan berat badan

Kanker otak dapat menyebabkan penurunan berat badan. Ketika tumor hipofisis memproduksi hormon perangsang tiroid secara berlebihan, kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroksin.

Ini adalah penyebab langka hipertiroidisme atau penyakit tiroid yang terlalu aktif.

Hipertiroidisme dapat mempercepat metabolisme tubuh yang berdampak pada penurunan berat badan.

Selain itu, massa sel kanker yang semakin membesar juga bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, sehingga berujung pada stroke hemoragik.

Ini termasuk komplikasi yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa.

Pertumbuhan dan penyebaran sel kanker juga bisa sampai pada saraf tulang belakang yang membuat nyeri kronis, tulang belakang rusak, tidak mampu buang air besar dan kecil, hingga kelumpuhan total.

Sementara itu, beberapa komplikasi kanker otak karena efek samping obat bisa saja muncul setelah beberapa bulan atau tahun, termasuk:

  • Epilepsi atau kejang.
  • Katarak.
  • Masalah mengingat, bicara, dan berpikir.
  • Kelumpuhan pada seluruh tubuh.
  • Mati rasa pada wajah atau bagian tubuh lainnya.
  • Terjadi perubahan kepribadian.

Cara Mencegah Kanker Otak

Oleh karena belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kanker otak, maka belum ada tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah kelainan satu ini.

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mengurangi tinggi risiko yang mungkin terjadi, misalnya:

  • Tidak merokok.
  • Menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat, sehingga berat badan tetap ideal.
  • Mengurangi dan mengelola stres dengan baik.
  • Menghindari paparan radiasi, insektisida, dan pestisida.
  • Sebisa mungkin menghindari paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker.

Kapan Harus ke Dokter?

Pastikan untuk segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit otak apabila merasakan gejala kanker otak, terlebih jika ada riwayat atau risiko tinggi mengalami masalah kesehatan ini.

Selain itu, pemeriksaan juga sebaiknya segera dilakukan jika mengalami gejala yang tidak hilang atau bahkan menjadi lebih buruk seiring waktu.

Sebab, gejala kanker otak memang muncul secara bertahap.

Pemeriksaan dan pengobatan juga harus segera dilakukan pada seseorang yang pernah mengidap kanker otak dan menunjukkan gejala baru, misalnya:

  • Perubahan pada kepribadian.
  • Mengalami kesulitan berjalan.
  • Tubuh demam, terlebih setelah menjalani prosedur kemoterapi.
  • Mengalami mual dan muntah berkepanjangan.
  • Ada indikasi mati rasa, masalah penciuman, penglihatan, dan masalah sensori lainnya.
  • Kejang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.