LIPUTANGARUT.COM – Film box office populer Pixar, Inside Out 2, berhasil menjadikannya sebagai salah satu film animasi terlaris sepanjang masa. Film ini meraup keuntungan 1,65 miliar USD melampaui Frozen 2 yang dahulu menempati posisi 1 dengan pendapatan 1,45 miliar USD.
Adanya PHK
Ilustrasi Karyawan/Foto: freepik.com/freepik
Menurut laporan tahun ini, pada bulan Mei studio Pixar mulai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 14% atau 175 pekerja, 75 karyawan merupakan bagian dari 7.000 orang yang diberhentikan Disney pada bulan Maret 2023.
CEO Pixar, Jim Morris, menyampaikan keterangan melalui surat yang ditulisnya, bahwa perusahaan akan mendukung karyawan yang terkena dampak dengan semampu mereka.
Akan tetapi, karyawan yang bekerja dibalik pembuatan Inside Out 2 tidak pernah mendapatkan bonus apa pun atas kesuksesan film tersebut. PHK mengakibatkan para karyawan mengalami kesulitan finansial.
Lingkungan Kerja Toxic
Ilustrasi Seorang wanita/Foto: freepik.com/cookie_studio
IGN mewawancarai 10 karyawan Pixar, mereka menjelaskan, “Budaya internal Pixar saat ini benar-benar sulit” Banyak karyawan yang mengeluh dan mengatakan, “I can’t do this anymore.”
Selain itu, selama 1 atau 2 bulan para animator bekerja selama 7 hari demi mengerjakan proyek sekuel Inside Out. Bahkan banyak karyawan produksi yang dipindah tugaskan untuk mengerjakan job desk lain yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Inside Out 2 Adalah Hidup dan Matinya Pixar
Inside Out 2/Foto: imdb.com
Sama seperti film Hollywood lainnya, social distancing akibat COVID-19 sangat berdampak bagi Pixar. Film Pixar terakhir yang dirilis di box office adalah Onwards pada awal Maret 2020, beberapa minggu sebelum penerapan social distancing di seluruh dunia.
3 film Pixar berikutnya seperti Soul, Luca, dan Turning Red hanya dirilis di Disney+, tidak ditayangkan di box office sama sekali. Namun, ketika Pixar kembali menayangkan film pada tahun 2022 tidak berjalan mulus, Lightyear merupakan sebuah kegagalan karena adanya adegan LGBT yang mendapat banyak kritikan dari masyarakat.
Satu-satunya jalan bagi Pixar adalah merilis Inside Out 2 yang melibatkan banyak pekerja. Inside Out 2 disebut sebagai film hidup dan matinya Pixar karena jika film tersebut gagal Pixar akan merombak bisnisnya.
Banyak kendala ketika produksi Inside Out 2 terutama adanya pemogokan SAG-AFTRA tahun 2023 yang membuat beberapa film lain ditunda hingga akhir 2024. Namun, Pixar bersikeras merilis filmnya pada pertengahan tahun. Oleh karena itu, banyak sekali revisi dan re-writing yang terjadi di menit-menit terakhir. Salah satunya yaitu unsur LGBT, pimpinan Pixar ingin karakter Riley dibuat menjadi “less gay”.
Bergantung Pada Satu Orang
Ilustrasi Bekerja/Foto: freepik.com/freepik
Studio Pixar terlalu bergantung pada Pete Docter, Chief Creative Officer, yang keras kepala. Itulah yang menyebabkan proses kerja memakan waktu lama, kurang berjalan mulus, dan bottleneck (di mana suatu kondisi mengalami hambatan). Docter sebelumnya ikut andil dalam menulis dan menyutradarai Inside Out, ia juga