Mengatasi Brain Fog Akibat Kurang Tidur: 5 Strategi Agar Tetap Fokus

oleh -34 Dilihat
oleh
Mengatasi Brain Fog Akibat Kurang Tidur 5 Strategi Agar Tetap Fokus
Mengatasi Brain Fog Akibat Kurang Tidur 5 Strategi Agar Tetap Fokus

LIPUTANGARUT.COM – Efek paling umum dari kurang tidur tentu saja adalah rasa kantuk. Selain itu, kamu mungkin juga pernah mengalami suasana hati yang buruk dan perasaan tidak fokus. Brain fog alias kabut otak adalah istilah umum untuk menggambarkan ketidakmampuan untuk berpikir jernih atau mengingat apapun. Kondisi ini sekaligus membuatmu berpikir lebih lamban dari biasanya.

Brain fog biasanya ditandai dengan kurang fokus, pelupa, mudah teralihkan, bingung, energi rendah, motivasi rendah, kurang ide, dan perubahan suasana hati. Hal ini lantas dapat memengaruhi rutinitas harian seseorang, seperti pekerjaan dan sekolah, juga memengaruhi suasana hati.

Kabar baiknya, fenomena brain fog bersifat sementara. Dengan perubahan gaya hidup yang tepat, kamu dapat mengembalikan kejernihan mentalmu. Melansir laman Forbes Health, simak penjelasan tentang penyebab brain fog dan cara mengatasinya berikut ini.

Faktor Penyebab Brain Fog
1. Kurang Tidur
Mengutip Healthline, sebuah penelitian tahun 2017 menjelaskan mengapa otak terasa sangat berkabut jika kamu kurang tidur. Menurut para peneliti, kurang tidur mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain, hingga dapat memengaruhi memori dan persepsi visual.

“Kebiasaan tidur yang buruk dapat memengaruhi kita dalam dua cara, meningkatkan tingkat stres dan mengganggu kesempatan otak untuk beristirahat dan memulihkan diri,” kata Sarah Bridges, PhD, psikolog yang berbasis di Minnesota, dikutip via Real Simple. “Hal ini dapat disebabkan oleh jadwal tidur yang tidak konsisten, kurang tidur, atau terbangun di tengah malam, yang semuanya dapat menyebabkan kabut otak.”

2. Stres
Stres dapat mendatangkan malapetaka pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hal fungsi kognitif seperti memori dan penilaian.

“Stres dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk memproses informasi dan membuat keputusan karena peningkatan tekanan darah atau melemahnya sistem kekebalan tubuh,” kata Gurneet Singh Sawhney, M.Ch., seorang konsultan ahli bedah saraf dan ahli bedah tulang belakang di Rumah Sakit Fortis di Mumbai.

3. Pola Makan Buruk
Makanan berkualitas rendah, seperti makanan ultra-olahan dapat berdampak negatif pada otak. Sebuah riset tahun 2022 dalam Jurnal Nutrients menemukan bahwa komponen makanan tertentu, termasuk asam lemak jenuh dan gula, berkontribusi terhadap penurunan kesehatan kognitif, terutama berdampak pada pembelajaran progresif dan kinerja memori.

4. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan tertentu memiliki efek samping yang dapat memengaruhi memori dan menyebabkan kebingungan, di antaranya obat antidepresan, obat antikecemasan, obat antikejang, morfin, dan banyak lagi.

5. COVID-19
Sindrom pasca COVID-19 juga menjadi salah satu kemungkinan penyebab lain dari brain fog. Hal ini didukung oleh sebuah tinjauan tahun 2022 terhadap lebih dari 11 ribu pasien dengan gejala pasca COVID-19 (gejala yang bertahan selama tiga bulan atau lebih setelah infeksi), menemukan bahwa kelelahan, kabut otak, masalah memori, dan gangguan perhatian adalah ciri-ciri utama sindrom pasca COVID-19.

“Banyak orang yang telah pulih dari COVID-19 melaporkan masalah kognitif yang terus-menerus, seperti kehilangan memori, kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, dan kelelahan mental,” kata Dr. Gurneet Singh Sawhney.

Cara Menghilangkan Brain Fog saat Beraktivitas
Perubahan gaya hidup yang lebih sehat dapat membantu mengatasi efek brain fog. Mandi pagi dengan air dingin, makan makanan kaya protein, hindari camilan manis, minum air putih yang cukup, berolahraga sambil terkena sinar matahari, dan mendengarkan musik merupakan sederet kiat instan untuk menjalani hari di saat kamu kurang tidur agar terhindar dari bain fog.

Selain itu, berikut beberapa langkah umum yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif, menurut Dr. Gurneet Singh Sawhney.

1. Tidur yang Cukup
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar orang dewasa berusia 18 hingga 60 tahun tidur setidaknya tujuh jam per malam, meskipun jumlah tidur yang ideal bervariasi dari orang ke orang. Kamu juga perlu menghindari stimulan, seperti kafein, alkohol, nikotin, dan layar handphone sebelum tidur.

2. Kelola Stres
Berlatih relaksasi melalui latihan pernapasan atau meditasi, berjalan-jalan di alam terbuka, serta mencari bantuan profesional dari fasilitator kesehatan mental dapat membantu meningkatkan kejernihan pikiran.

Saat kamu melakukan terlalu banyak hal sekaligus atau terlalu banyak pikiran, cobalah bekerja dalam interval 90 menit, lalu beristirahat untuk minum air, berjalan-jalan sebentar, atau menelepon. Menurut penelitian, hal ini akan mengurangi stres pada otakmu.

3. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Seimbang
Pastikan untuk memiliki pola makan yang tepat yang terdiri dari makanan mengandung vitamin, mineral, asam amino, dan antioksidan mendukung fungsi kognitif dan melindungi otak dari stres oksidatif. Mengutip Verywell Mind, beberapa data juga mendukung asupan asam lemak omega 3 bagi kesehatan otak.

4. Berolahraga
Rutinitas berolahraga sanggup meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, jadi masuk akal jika olahraga membantu otak bekerja secara maksimal. Bahkan, sesederhana jalan kaki setiap hari selama satu jam dapat menyegarkan otakmu.

5. Bermain Permainan Merangsang Otak
Menantang otak dengan aktivitas yang berpusat pada pemecahan masalah, memori, dan logika mampu menjaga pikiran tetap aktif. Menghabiskan waktu luang dengan mempelajari keterampilan atau bahasa baru, mengerjakan teka-teki silang, bermain game, atau membaca buku, termasuk ke dalam aktivitas menantang otak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.